ORANG PAGI
Sering kah Anda janjian di pagi hari dengan teman dan dia selalu datang terlambat, wajahnya kuyu dengan kantuk menggantung?
Atau, Anda punya teman satu tim yang kalau diajak brainstorm di pagi hari, nyaris selalu menolak? Jika pun terpaksa harus ikut brainstorm karena diselenggarakan oleh bos, orang ini bawaannya menguap non stop?
Jadi rupanya dalam kehidupan ini memang ada kategori orang pagi dan orang malam. Biokimia tubuh mereka masing masing bekerja aktif di pagi hari atau di malam hari.
Disini Kita bukan melabeli mana yang lebih unggul antara si orang pagi atau si orang malam. Keduanya tentu saja memiliki kelebihan dan kekurangan.
Saya pernah menjadi orang malam selama dua puluh tahunan, lalu setelah melakukan riset dan banyak membaca literatur terkait tentang ritme sirkadian tubuh, saya putuskan untuk berlatih menjadi orang pagi.
Mengapa ingin menjadi orang pagi? Perspektif saya menangkap gambaran bahwa orang pagi mendapat setidaknya dua manfaat yang tidak dinikmati oleh orang malam. Pertama, orang malam cenderung bangun siang saat matahari sudah sangat terik sehingga malas berolahraga. Ke dua, orang malam organ hatinya terkendala melakukan proses detoks alami. Agar hati bisa melakukan detoks (menetralisir semua racun yang ada di dalam tubuh), tubuh wajib dalam keadaan tertidur lelap.
Alasan lainnya adalah kesehatan. Saya ingin menjaga gula darah, tensi, dan kolesterol di level normal untuk usia saya. Ini bukan perkara mudah dan tidak akan tercapai hanya dengan medikasi. Level normal atau istilahnya ‘rapotnya bagus’ akan tercapai lewat gabungan makanan sehat, olahraga, medikasi, dan meditasi.
Ayo Kita mulai berlatih menjadi orang pagi. Bagaimana caranya? Langkah pertama adalah tidur dua jam lebih awal dari jam tidur yang biasanya, agar bisa mengejar bangun paling lambat jam 05:30. Ingat, jika ini adalah standar kebutuhan tubuh saya, setiap tubuh manusia didesain memiliki kebutuhannya masing masing.
Agar bisa tidur lebih awal, kita perlu berolahraga di pagi hari, minimal jalan kaki selama 40 menit. Untuk saya juga tidak tidur siang sama sekali, atau jika memang betul perlu istirahat, saya akan ‘power nap’ saja selama maksimal 30 menit. Sering kali saya biarkan diri terkantuk kantuk di kursi kerja dan tidak dengan mudah menurutkan kata hati untuk ‘power napping’.
Proses berlatih konsisten setiap hari ini baru mulai membuahkan hasil di minggu ke dua dan kebiasaan tersebut semakin menguat di minggu ke tiga. Ritme sirkadian akan mulai terbentuk kokoh, bangun pagi di jam 05:30 semakin mudah, dan tidur paling lambat jam 22:00 sudah seperti terjadwal otomatis.
Sebagai catatan tambahan, berikut adalah manfaat yang dapat kita rasakan pribadi sebagai orang pagi:
1- Dapat melakukan lembur di pagi hari, tidak perlu menunggu larut malam untuk melembur pekerjaan. Lembur pagi ternyata lebih banyak menyelesaikan pekerjaan, karena otak masih fresh setelah beristirahat dan sel sel otak baru selesai diperbarui saat tidur. Bisa menggunakan jam 10:00-12:00 untuk lembur atau sesuai kebutuhan dan keadaan.
2- Punya waktu lebih banyak untuk berpikir, berkontemplasi, menulis jurnal, membuat catatan, membaca, mencari ide & inspirasi. Ini sejalan dengan gaya hidup saya ‘slow living’ yang memang menjadi preferensi. Slow living itu menjalani hari tanpa terburu buru, pelan pelan, namun tetap produktif.
3- Setiap hari mendapat booster hormon dopamin karena terpapar sinar matahari antara jam 07:00 – 08:00. Dopamin diyakini mampu membuat suasana hati / mood menjadi lebih stabil, hati lebih hangat dan positif.
4- Bisa menjalankan teknik produktivitas Pomodoro dengan lebih disiplin karena paham dengan puncak produktivitas diri sendiri di pagi hari. Jika saya, paling produktif di antara jam 06:00-07:00 dan jam 10:00-12:00, maka dua slot waktu ini sangat mendapat prioritas.
Kami tidak sedang mengkampanyekan semua orang untuk menjadi orang pagi karena banyak rekan kita yang harus menjalani profesinya di malam hari seperti satpam, pekerja rumah sakit, karyawan resto saji 24 jam, supir bis malam, dan lain lain. Namun Kami menantang Anda untuk mencoba pengalaman menjadi orang pagi dengan harapan jika gaya hidup ini cocok untuk Anda maka Anda dapat meneruskannya. Selamat mencoba.
Kontributor : Susan Djokosudirgo